Perjalanan ekspedisi PENTARA 1
LPM News FISIP UMJ menyisakan banyak tragedi dan peristiwa menakjubkan. Salah
satunya adalah cerita-cerita luar biasa yang kami dapatkan dari sosok kakek
yang memiliki segudang ilmu pengetahuan. Eyang Karno biasa kami memanggilnya.
Sepanjang ekspedisi,tak jarang
kami melibatkan Eyang Karno dalam pencarian kami tentang berbagai informasi dan
pengetahuan mengenai kebudayaan dan sejarah. Sesekali kami mengunjungi
kediamannya,semata berguru pada sesepuh di kelurahan Serengan, kota Surakarta
Solo tersebut.
Entah apa yang beliau rasakan
atas kehadiran kami di kota Solo. Merepotkannya adalah hal yang selalu terbesit
di benak kami. Namun sambutan hangat yang selalu kami terima.
Hari terakhir perjalanan ekspedisi kami,Eyang Karno memberikan
cendramata berupa koleksi cincin-cincinnya. Yang menurut pengakuannya, tak
mudah cincin-cincin itu beliau dapatkan.
Selain memperindah jemari,cincin
juga menandakan kedewasaan pada setiap orang yang memakainya. Namun setiap
cincin memiliki makna yang berbeda-beda. Cincin yang di berikan Eyang Karno
kepada kami memang menarik dan berbeda bentuk antara cincin untuk laki-laki dan
perempuan. Merupakan kebanggaan bagi kami,menerima kenang-kenangan dari Eyang
Karno. Padahal ilmu yang kami dapatkan dari beliau secara gratispun sudah
banyak kami tampung.
Setelah tugas ekspedisi PENTARA 1
kami selesaikan,cincin darinya segera kami lingkarkan di jemari kami. Kata
Eyang,hanya sekedar cincin sebagai kenang-kenangan. Tapi rasanya ini sebuah
kehormatan bagi kami bisa menerima benda koleksinya.
Dengan bangga kami memakai cincin
kenangan ini,lalu kami saling memamerkan satu sama lain,dan cincin ini mampu
menciptakan canda tawa di antara kami. Seolah mampu memperkuat jalinan kekeluargaan
teman-teman wartawan LPM news.
“Eyang Karno,terima kasih atas
kenang-kenangannya,kami bangga mengenakannya. Cincin ini sebagai simbol bahwa
Serengan kota Solo pernah menerima pijakkan kaki kami dengan keramah
tamahan,sebagai ciri khasnya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar