Laman

Jumat, 22 Maret 2013

Solo, dan Kejawen


 Oleh: Dwi Fusti Hana Pertiwi


Sejak pertama tiba di Solo terlihat sebuah kehidupan masyarakat Jawa pada umumnya sangat kental sejarah kebudayaan, kepercayaan yang bersifat kejawen dan sebuah tatanan kehidupan yang saling toleran terhadap agama, dimana masyarakat Solo sendiri terdapat beberapa kepercayaan seperti nasrani, islam, kejawen bahkan hindu dan budha yang hidup dan menjalani relasi sosial secara harmonis dan saling menghargai.

Tetapi tidak bisa dipungkiri, sebagai pendatang atau turis lokal tetap saja menyaksikan kehidupan masyarakat Kejawen lebih menonjol ketimbang yang lain. Mungkin karena adat dan kultur Jawa sehingga sebuah kehidupan bermasyarakat yang berbeda agama di daerah tersebut tidak terlihat secara langung, Semuanya seakan tertutupi oleh kebudayaan  yang menjadi simbol masyarakat Solo.
Melihat masyarakat yang mayoritas berkultur Jawa dengan adat serta perilaku keramah tamahan yang tercipta dari setiap individu, nampak jelas terlihat bahwa sebagian besar wilayah mulai dari pemukiman pusat kota sampai pemukiman Kraton sendiri memiliki wacana dan perilaku yang seragam.
Sejak hari pertama, team Ekspedisi LPM FISIP UMJ telah mencoba menyusuri kehidupan masyarakat kota Surakarta, Solo mulai dari Pendidikan, Kemiskinan, Kebudayaan sampai Keagamaan. Mulai dari hari pertama hingga hari ke lima menggelar ekspedisi, Team peliputan LPM FISIP UMJ telah banyak menyaksikan masyarakat yang begitu melestarikan kebudayaannya, sebagai contoh setiap pemukiman terdapat industri perumahan yang memproduksi batik, blangkon, dan shuttle cock.
Selain itu pelestarian akan budaya lain seperti Keroncong, Tarian, Gamelan, Wayang dll, menjadi sebuah rutinitas masyarakat dalam keseharian, dimulai dari rutinitas kelurahan, kecamatan sampai pendidikan dari SD sampai SMA yang dijadikan sebagai kegiatan ekstra kurikuler diseluruh sekolah yang ada daerah Solo, yang terlihat jelas antusias serta keseriusan untuk mempelajarinya.
Saking banyaknya pengalaman yang didapat, seakan tidak akan ada habisnya untuk membahas adat serta kultur dari tanah Solo, apalagi membahs tentang peninggalan sejarah Kraton yang berbeda serta unik antara Kraton Kesunanan Surakarta dengan Kraton Mangkunegara yang memiliki cerita serta filosofi yang berbeda tetapi masih berhubungan dan berpengaruh besar dalam perjalanan cerita kebudayaan Jawa khususnya Kota Solo. Selain menjadi Cagar Budaya serta Objek Budaya Kota Solo ternyata Kraton dimanfaatkan juga oleh masyarakat sekitar Kraton untuk dijadikan mata pencaharian atau hanya sebagai penyambung kebutuhan ekonomi serta sebagai wahana pembelajaran tari mulai dari anak SD hingga orang Dewasa. Tidak hanya itu, para turis baik Lokal maupun Mancanegara biasanya juga memanfaatkan waktu wisatanya untuk belajar banyak semua varian aktivitas pendidikan di Kraton tersebut, mulai dari belajar tari, bahasa Jawa, hingga penelitian.
Tidak ada kata lain selain kekaguman melihat kehidupan di Kota Solo yang penuh dengan segudang Kebudayaan dan Keserasian Masyarakat dalam melestarikannya sekaligus Keaktifan masyarakat untuk memperdayaan kesejahteraan kehidupannya.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar