Oleh: Dwi Fusti Hana Pertiwi
Sejak pertama tiba di Solo
terlihat sebuah kehidupan masyarakat Jawa pada umumnya sangat kental sejarah
kebudayaan, kepercayaan yang bersifat kejawen dan sebuah tatanan kehidupan yang
saling toleran terhadap agama, dimana masyarakat Solo sendiri terdapat beberapa
kepercayaan seperti nasrani, islam, kejawen bahkan hindu dan budha yang hidup
dan menjalani relasi sosial secara harmonis dan saling menghargai.
Tetapi tidak bisa dipungkiri,
sebagai pendatang atau turis lokal tetap saja menyaksikan kehidupan masyarakat
Kejawen lebih menonjol ketimbang yang lain. Mungkin karena adat dan kultur Jawa
sehingga sebuah kehidupan bermasyarakat yang berbeda agama di daerah tersebut
tidak terlihat secara langung, Semuanya seakan tertutupi oleh kebudayaan yang menjadi simbol masyarakat Solo.
Melihat masyarakat yang mayoritas
berkultur Jawa dengan adat serta perilaku keramah tamahan yang tercipta dari
setiap individu, nampak jelas terlihat bahwa sebagian besar wilayah mulai dari
pemukiman pusat kota sampai pemukiman Kraton sendiri memiliki wacana dan
perilaku yang seragam.
Sejak hari pertama, team
Ekspedisi LPM FISIP UMJ telah mencoba menyusuri kehidupan masyarakat kota
Surakarta, Solo mulai dari Pendidikan, Kemiskinan, Kebudayaan sampai Keagamaan.
Mulai dari hari pertama hingga hari ke lima menggelar ekspedisi, Team peliputan
LPM FISIP UMJ telah banyak menyaksikan masyarakat yang begitu melestarikan
kebudayaannya, sebagai contoh setiap pemukiman terdapat industri perumahan yang
memproduksi batik, blangkon, dan shuttle cock.
Selain itu pelestarian akan
budaya lain seperti Keroncong, Tarian, Gamelan, Wayang dll, menjadi sebuah
rutinitas masyarakat dalam keseharian, dimulai dari rutinitas kelurahan,
kecamatan sampai pendidikan dari SD sampai SMA yang dijadikan sebagai kegiatan
ekstra kurikuler diseluruh sekolah yang ada daerah Solo, yang terlihat jelas
antusias serta keseriusan untuk mempelajarinya.
Saking banyaknya pengalaman yang
didapat, seakan tidak akan ada habisnya untuk membahas adat serta kultur dari
tanah Solo, apalagi membahs tentang peninggalan sejarah Kraton yang berbeda
serta unik antara Kraton Kesunanan Surakarta dengan Kraton Mangkunegara yang
memiliki cerita serta filosofi yang berbeda tetapi masih berhubungan dan
berpengaruh besar dalam perjalanan cerita kebudayaan Jawa khususnya Kota Solo.
Selain menjadi Cagar Budaya serta Objek Budaya Kota Solo ternyata Kraton
dimanfaatkan juga oleh masyarakat sekitar Kraton untuk dijadikan mata
pencaharian atau hanya sebagai penyambung kebutuhan ekonomi serta sebagai
wahana pembelajaran tari mulai dari anak SD hingga orang Dewasa. Tidak hanya
itu, para turis baik Lokal maupun Mancanegara biasanya juga memanfaatkan waktu
wisatanya untuk belajar banyak semua varian aktivitas pendidikan di Kraton
tersebut, mulai dari belajar tari, bahasa Jawa, hingga penelitian.
Tidak ada kata lain selain
kekaguman melihat kehidupan di Kota Solo yang penuh dengan segudang Kebudayaan
dan Keserasian Masyarakat dalam melestarikannya sekaligus Keaktifan masyarakat
untuk memperdayaan kesejahteraan kehidupannya.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar